Skip to main content

Sebelum Larut.

Merah, merona,  seperti sebuah darah tapi tak mengering..
Seusai perbincangan hangat hingga pagi mulai menguning..
Rentang, dengan sedikit senyum tak mau menentang,,
Lihat, banyak yang terlalu mau berperilaku menyimpang..

Seperti mata,  selalu berkedip selalu mengelak dengan sadar atau sengaja tak menyadari..
Layaknya perbuatan yang tak harus keji,  kusam karena debu...
Kadang lidah saja tak cukup untuk menggunjingnya,  perlu sedikit penetrasi agar nurani terguggah, bukan seperti dogma idealis atas nama agama yang lurus tapi semu...
Serupa tapi tak sama,Penyeragaman menjadi mitos yang terabaikan dari antara denotasi dan konotasi, lalu pun tersadar mati dan berakhir pada teks tertulis saja atau pada gambar hewan hewan endimik hasil persilangan antara Alam liar dan kebun binatang..

Manipulator yang cerdas yang cenderung licik, memanusiakan manusia hanya menjadi Tugas Tuhan lalu bergerak seperti robot robot dari bibit teknologi yang lupa akan punya akal budi..

Sesak, tak suka bernafas karena rentan dengan ketakutan dari keluar nya kata kata..
Menciut,  hilang nyali dan tak terkendali..  Lari secepat mungkin agar tak di hakimi dosa yang sesungguhnya tak ada akibat berucap kata yang tek selaras dengan Undang undang..

Justifikasi lebih hina dari pasal berlapis,  di asingkan lebih menyeramkan ketimbang penjara bawah tanah..
Tak banyak asumsi kebenaran tak setunggal apa terbatas... olehnya itu Di abaikan, tak dianggap,  tak ada yang mau menerima argumentasi dimensi nya, di anggap salah lebih tersakiti dari pada di pasung.

Keterlaluan,  cukup sudah kelewatan batas untuk mendominasi akan apa yang bisa di indrai,...
Berlebihan, soal asmara, cinta dan sayang selalu saja serba bisa serba serba ada..
Tidak sopan, merangkai kata indah seperti memuja,  tapi tak pernah terlihat rangkulan itu ada di pundak pundak kemiskinan...
Ketidakpastian selalu seperti kepastian,  menyebut pahit padahal asam karena titik berangkat nya adalah janji manis pemicu diabetes..

Selamat menempuh hidup baru, barang barang bekas...


Senja.

Comments

TERPOPULER

Katanya.......

Katanya Dekati dulu Tuhannya baru dekati ciptaan-Nya Jodoh itu cerminan dari diri sendiri Yang baik hanyalah untuk yang baik pula Pantaskan diri sebelum mencari Dalam ikhiarku mencari mu, tertera hasrat yang menderu pada seseorang yang tak kutahu siapa dan dimana saat ini berada Aku hanya merasakan rindu tapi entah pada siapa Tahukah, engkau adalah alasan mengapa kuaktifkan radar ini Radar yang mencari sinyal melalui tengadah doa Mengiba pada Allah untuk mendekatkan pertemuan dengan cara memantaskan diri Radar yang telah aktif mencari sinyal yang seirama Sefrekuensi untuk dapat dijumpakan dengan caraNya Jika aku baik, maka aku akan dipertemukan dengan yang baik Jika aku buruk, maka aku akan dipertemukan dengan yang buruk Kuaktifkan radar ini dengan memantaskan diri sebaik mungkin Cinta adalah anugerah Merasakannya adalah fitrah Menjaganya adalah ibadah Karena jatuh cinta adalah mubah Maka menyikapinya bisa menjadi pahala berlimpah Atau j

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci

Daynolie.

Sabtu dini hari,  waktunya rehat sejenak setelah rutinitas dan tidak ada kata reuni dengan seisi mini bar kedai kopi sudut kota, duduk termenung berharap orang orang baru akan datang mengakrabkan diri sampai pada pagi hari pun tiba.. Tak kunjung ada, motor tua itu serasa melambaikan tangan nya memanggil ku.. Tak patut di acuhkan, ku kendarai dia menyusuri malam sembari tersenyum lepas dengan beberapa kata kata bernada ku teriakan tanpa sadar.. "inilah jalan jalan tanpa kenangan manis, seakan semuanya harus terasa manis. Semanis kisah cinta muda mudi " Jalanan tak terlalu sepi, motor tua antik bertenaga muda.. Pengemudi muda, tersobsesi untuk tidak akan takut pada apapun bahkan pada kematian menurutnya itu adalah jawaban... Malam itu lebih tenang sedikit remang dari lampu lampu yang bersandar di sudut sudut bangunan kota sebagai simbol simbol modernisasi. Tak ada ragu, tak ada pilu, tak ada juga sesak di dada karena ada yang harus di kejar ataupun di buru, apalagi ketaku