Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci

Beranjaklah

kisah mengukir hati relung yang terdalam, mengendap seperti pencuri pagi siang dan malam .. menunggu merpati bawa berita baru duduk dingin pada sebuah bangku taman .. terus saja menebak langkah kaki siapa gerangan yang datang.. hujan selalu menasehati bawalah payung ketika bepergian supaya langkah tak tersendat, supaya tak selalu berteduh di tempat asing melulu.. tanah selalu basah tanpa pohon, tat kala manusia berpayung agar terteduhkan dan tak basah seketika.. di antara ragam rupa warna daun.. menguning dan basah batangnya terlalu rapuh untuk menunggu musim gugur bertiup hening .. naluri tak cukup tentang rasa, seperti tentang sikap pula perlahan seimbang antara ruas pada jeruji hati,, bahkan ketika tubuh berkehendak atas jiwa! aku ada pada lukisan yang kau kunjungi dalam galeri pameran aku ada dalam setiap irama lawas pengusik kenangan aku meledak melesat menjauh ketika egomu berteriak kesakitan, aku ada sebagaimana cakrawala memisahkan air, membentuk lautan dan awan-aw

Mereka Yang Lapar Dahaga

menyelami peran ke dua pada manuskrip telaga berwajah ganda, telisik mata demi waktu ke arah pandangan.. semu! adegan-adegan bumbu pedas yang tak gurih sama sekali, sarapan pagi nikmat seperti wejangan... mulai mual dengan beberapa makanan pembuka hari yang selalu berwajah sama.. air mineral seperti obat penetral toksin, menjadikan empedu berfungsi bagi akal sehat.. subjektivitas citarasa memunculkan hambar, tak tercium aroma di hidung para publik... tak akan tersentuh tangan senikmat apapun hidangan yang hanya istimewa saja... aroma hilang entah terhisap ke hidung publik yang mana... biarkan saja lapar ini berpuasa tanpa keluh tanpa wujud... selepas mimpi singkat, waktu tersisihkan bukan untuk sarapan.. secangkir kopi sudah cukup mengenyangkan.. jangan tanya kenapa, selama makan siangmu masih dengan kesendirian.. jangan terseduh, karena tak ada nikmat yang dapat di dustakan.. menyatu sebagai asam kopi atau menjadi garam dalam belanga masakan ataupun menjadi gula dalam s

Pulanglah, Segera ! (2)

Pulanglah, segera! Jejak yang kau buat sudah terlalu jauh, Saat ini kemarau, jejakmu takkan bisa bertahan lama. Pedulilah dengan dirimu! janganlah terlalu larut pada egomu, yang ingin membuat jejak pada setiap puncak yang kau tapak. Pulanglah, Segera! Gelap akan tak lama lagi bertamu pada semestamu, Jingga senja akan meninggalkanmu tanpa sepatah kata permisi ataupun kata perpisahan. Jangan buat dirimu kalang kabut apabila gelap datang, cahaya bulan dan gemerlap bintang tak akan sanggup memperjelas jejak-jejak yang kau buat di kala kemarau bernaung pada semestamu. Pulanglah, Segera! Kopi hitam yang kau seduh akan segera dingin dan perlahan habis disruput penikmat asamnya arabika disekitar teras rumahmu. Nikmatilah kandungan keikhlasan yang hakiki dalam buah tanganmu sendiri, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun karena meninggalkan jejak- jejak yang perlahan hilang terhapus butiran hujan, cepat atau lambat pasti terjadi. Ingatlah! Pelangi tak akan mengkhianati usaha hujan y

Me(hilang)relakan

Minggu pagi yang terlalu bising namun yang terjadi pada secangkir kopi kian makin hening… Tanpaha dirmu, keluh kusampaikan merintih pada rindu pada daun yang terus menguning… Atau, tak sekalipun pernah kuingat lagi kapan kali terakhir rambut ini terjamaholeh tanganmu.. Tanya itu adalah banyanganmu yang kadang jadi bunga tidur dan lenyap tersapu malu.. Mata terlalu sayup, tangan terlalu lemah, kaki terasa beku.. Sepertinya tubuh ini bahkan tak punya kemampuan untuk menggapaimu di persimpang jalan.. Kaupun mungkin terlalalu apatis untuk bercinta di bawah semesta biru.. Layaknya pemuda hari ini, ber apatis ria di dalam Negara membungkam diri karena terkonstitusi.. Aku adalah pemuda dari Masa lalu yang butakan kata setia dan makna kesetiaan.. Dana lalu, apakah kau dari persimpangan jalan dengan sengaja melupa bahwa tubuhku merindu pelukmu.. Pemuda dari masa lalu, dengan kesepian menyusuri jalanan , melawan arus keserakahan atas yang terkoyak.. Pemuda dari masa l