Skip to main content

Berhentilah sampai disitu.

Benci itu noda darah paling haram
Darinya muncul dendam kesumat
Hingga kematian datang pada tanah perut bumi tak ada kata maaf
Pengampunan milik nya karena kasih semua manusia itu yang empunya
Kesalahan bukanlah yang pertama dari dosa, bukan juga cela
Lalu siapa itu sempurna tanpa salah, kemanakah menjauh kesabaran kasih lemah lembut itu?
Maka ada baiknya redam ke egoisan dan terima lah argumentasi dimensi nya

Terimalah apa yang seharusnya kau terima darinya dan manusia lainnya, karena ada lagi kebaikan disana demi kesempurnaan..
Jangan kau paksa aku tertarik kepada kesedihan atas nama kematian,  terbunuh tidak semudah itu.
Jangan menampilkan derai karena memaksa kehendak sebagai sesuatu yang harus kau rampas,  jangan menampakan tubuh jika hanya ingin bertanya dan aku tak punya jawabannya.

Segalanya lebih cepat dari pada hitungan jam pasir,  terbanglah menjauh dari tersangka ini pada kasus yang tak ada habisnya karena semuanya sudah selesai..
Seperti malam malam biasanya dimana bintang dan bulan saling berlarian,  karena bagimu bulan selalu mengejar bintang,  berharap bisa menggenggam dan memeluk erat, pada waktu yang sama bintang jatuh lalu lenyak di asteroid sebelum jatuh di bumi. Hilang lalu tak pernah kembali..

Berhenti sampai di situ saja,  jangan melangkah maju untuk berada di hadapan kudengan sebentuk kosa kata yang tidak dapat di definisi kan,  bahkan dalam bahasa ibrani sekalipun,  artikan lah dalam banyak bahasa yang kau mampu memberikan kepastian pada segala pertanyaan mu tentang bagaimana mengamankan kembali posisi status pembiasan diri.

Kita akan saling menghilangkan satu sama lain nantinya ketika kau mendapatkan tempatmu bukan di tempat ku..

Seperti perahu di sebuah sungai jernih, mengalirlah bersama arusnya,  lalu menyusurlah langkah kaki di hutan belantara yang sejuk berpenghuni ramah..

Berhentilah sebelum aku yang mengehentikanmu...

Senja.

Comments

TERPOPULER

Beranjaklah

kisah mengukir hati relung yang terdalam, mengendap seperti pencuri pagi siang dan malam .. menunggu merpati bawa berita baru duduk dingin pada sebuah bangku taman .. terus saja menebak langkah kaki siapa gerangan yang datang.. hujan selalu menasehati bawalah payung ketika bepergian supaya langkah tak tersendat, supaya tak selalu berteduh di tempat asing melulu.. tanah selalu basah tanpa pohon, tat kala manusia berpayung agar terteduhkan dan tak basah seketika.. di antara ragam rupa warna daun.. menguning dan basah batangnya terlalu rapuh untuk menunggu musim gugur bertiup hening .. naluri tak cukup tentang rasa, seperti tentang sikap pula perlahan seimbang antara ruas pada jeruji hati,, bahkan ketika tubuh berkehendak atas jiwa! aku ada pada lukisan yang kau kunjungi dalam galeri pameran aku ada dalam setiap irama lawas pengusik kenangan aku meledak melesat menjauh ketika egomu berteriak kesakitan, aku ada sebagaimana cakrawala memisahkan air, membentuk lautan dan awan-aw...

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci...

Ketika 'Sistem' Terus Bermasalah

Ketika aku bahkan takut untuk datang ke sekolah. Walau doktrin 'menuntut ilmu adalah ibadah' terus terngiang. Betapa buruknya tempat itu bak hanntu di pagi buta yang terus membuatku bermimpi buruk. Ketika aku merasa bahkan pintar dan rajin tidak cukup untuk menang di negaraku sendiri. Ketika uang adalah 'RAJA'. Maka tinggalah diri diperbudak olehnya. Manusia bahkan tunduk pada apa yanng diciptakannya. Sampai ilmu yang seharusnya mulia harus te rnista oleh segala dusta. Berbuah malapetaka. Ketika nantinya akan terlihat betapa bobroknya sistem ini. Yang terus memaki dan memaki kami untuk pintar, bukan berkarakter. Menekankan pada nilai yang bahkan bukan bidang yang kami inginkan. Sistem yang membudaki para siswa bertenaga kuda untuk terus bekerja. Sementara para keledai hanya duduk manis di singgasana, menunggu si kuda membawa nilai yang bagus pada mereka. Dimana yang katanya pejuang Hak asasi? Omong kosong tanpa arti. Cukulah teori tanpa aksi. Sedikit rasa ke...