Aku rindu kota ku pada waktu sebelum
spanduk-spanduk partai politik yang berebut kuasa dan mengatas namakan
kesejahtraan rakyat dengan janji-janji idealis mereka terpampang di jalanan kota... aku merindukan kota ku dengan baliho-baliho bertuliskan festifal-festifal
kebudayaan di tanah airku, dan kemerdekaan itu telah di rampas dan tergantikan dengan
wajah-wajah tuan politik yang berebut kursi, dari mana berasal kebudayaan tuan
itu ??
Kerinduan ku yang begitu mendalam akan
jernihnya ombak pantai di teluk pinggir kotaku, kenapa kemerdekaan itu di
rampas reklamasi ??? demi reklamasi kemerdekaan
anak-anak bermain pasir itu di rampas, kemana perginya kemerdekaan itu
??
Aku rindu rindanganya pepohonan di antara gunung dan bukit-bukit berbatu di sepanjang
jalan menuju desaku, kemerdekaan alamku
telah di rampas, di keruk, di gali dalam rangka investasi.
Kawanku, Aku rindu berjalan menyusuri trotoar
kotaku pada malam hari menunggu datangnya pagi tanpa takut bahaya karena kita
semua bersaudara. sahabat satu bangsaku, kenapa kalian menjadi begal
dan merampas kemerdekaan itu, Mengapa
kita harus saling melukai dsan bersimbah
darah satu sama lain dan di beritakan media??
Aku rindu daerahku yang dulunya begitu damai
tanpa kerusuhan antar desa, perpecahan antar saudara. Sahabatku, kenapa desaku dan desamu harus berperang satu sama lain,
tak ingatkah kalian merdeka kita di tanah ini kita tumbuh bersahabat.
hiduplah Indonesia Raya......
dengan pancasila sebagai ideologi terbuka
jangan mengatur dengan undang-undang kuasa
yang berbudaya adalah yang ber Akal
yang bertuhan tak akan beragama
berseterulah sampai air mata berdistrkasi menjadi darah yang tak kunjung mengering,
jadilah bagian dari ampas ampas neraka menuju singga sana surga
kerak bumi terlalu politis untuk monopoli ideologi..
menolak kemenangan dan melupakan perang..
Salam...
-Senja
Comments
Post a Comment