Skip to main content

Ketika 'Sistem' Terus Bermasalah



Ketika aku bahkan takut untuk datang ke sekolah. Walau doktrin 'menuntut ilmu adalah ibadah' terus terngiang. Betapa buruknya tempat itu bak hanntu di pagi buta yang terus membuatku bermimpi buruk.
Ketika aku merasa bahkan pintar dan rajin tidak cukup untuk menang di negaraku sendiri. Ketika uang adalah 'RAJA'. Maka tinggalah diri diperbudak olehnya. Manusia bahkan tunduk pada apa yanng diciptakannya. Sampai ilmu yang seharusnya mulia harus ternista oleh segala dusta. Berbuah malapetaka. Ketika nantinya akan terlihat betapa bobroknya sistem ini. Yang terus memaki dan memaki kami untuk pintar, bukan berkarakter. Menekankan pada nilai yang bahkan bukan bidang yang kami inginkan. Sistem yang membudaki para siswa bertenaga kuda untuk terus bekerja. Sementara para keledai hanya duduk manis di singgasana, menunggu si kuda membawa nilai yang bagus pada mereka.
Dimana yang katanya pejuang Hak asasi?
Omong kosong tanpa arti. Cukulah teori tanpa aksi.
Sedikit rasa kekesalan saya pada pendidikan yang terus menekan. ketika saya sendiri merasa kerja keras saya tidak berarti hanya karena uang.
Atau bahkan karena ketidakjujuran para penuntut ilmu. Yang membumi hanguskan percaya diri kami ketika ujian untuk menentukan hasil akhir.
Sebenarnya siapa yang harus dikaji?
Sistem atau kami?
Ketika masa depan bahkan menjadi ambigu. Ketika melihat hasil pada selembar kertas hasil 1 tahun ataukah 6 bulan kami belajar. Ketika para orang tua kalian bangga melihat nilai yang sesungguhnya bukan hasil kalian.
Ketika orang tua kalian tersenyum tanpa tahu mereka dibodohi oleh anak mereka sendiri.
Berapa lama lagi para remaja remaja ini tersadar akan pentingnya nilai kejujuran.
akan kritisnya negeri ini pada bagian ini.
Krisis kejujuran.
Bahkan rasa takut akan berkurangnya nilai membuat kita menjadi pembohong.
Berapa lama lagi sesungguhnya kalian mengerti? Dunia tak sebatas nilai. Bahwa penentu keberhasilan bukan nilai pada selembar kertas yang nantinya usang. Bahkan ketika terbakar akan habis tak bersisa menjadi abu.
Berpikirlah lebih kritis karena kita sedang krisis. Moral dan kejujuran.
-untuk Sistem Pendidikan Indonesia, kalian, dan saya- Obe

Comments

Post a Comment

TERPOPULER

Katanya.......

Katanya Dekati dulu Tuhannya baru dekati ciptaan-Nya Jodoh itu cerminan dari diri sendiri Yang baik hanyalah untuk yang baik pula Pantaskan diri sebelum mencari Dalam ikhiarku mencari mu, tertera hasrat yang menderu pada seseorang yang tak kutahu siapa dan dimana saat ini berada Aku hanya merasakan rindu tapi entah pada siapa Tahukah, engkau adalah alasan mengapa kuaktifkan radar ini Radar yang mencari sinyal melalui tengadah doa Mengiba pada Allah untuk mendekatkan pertemuan dengan cara memantaskan diri Radar yang telah aktif mencari sinyal yang seirama Sefrekuensi untuk dapat dijumpakan dengan caraNya Jika aku baik, maka aku akan dipertemukan dengan yang baik Jika aku buruk, maka aku akan dipertemukan dengan yang buruk Kuaktifkan radar ini dengan memantaskan diri sebaik mungkin Cinta adalah anugerah Merasakannya adalah fitrah Menjaganya adalah ibadah Karena jatuh cinta adalah mubah Maka menyikapinya bisa menjadi pahala berlimpah Atau j

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci

Sebelum Larut.

Merah, merona,  seperti sebuah darah tapi tak mengering.. Seusai perbincangan hangat hingga pagi mulai menguning.. Rentang, dengan sedikit senyum tak mau menentang,, Lihat, banyak yang terlalu mau berperilaku menyimpang.. Seperti mata,  selalu berkedip selalu mengelak dengan sadar atau sengaja tak menyadari.. Layaknya perbuatan yang tak harus keji,  kusam karena debu... Kadang lidah saja tak cukup untuk menggunjingnya,  perlu sedikit penetrasi agar nurani terguggah, bukan seperti dogma idealis atas nama agama yang lurus tapi semu... Serupa tapi tak sama,Penyeragaman menjadi mitos yang terabaikan dari antara denotasi dan konotasi, lalu pun tersadar mati dan berakhir pada teks tertulis saja atau pada gambar hewan hewan endimik hasil persilangan antara Alam liar dan kebun binatang.. Manipulator yang cerdas yang cenderung licik, memanusiakan manusia hanya menjadi Tugas Tuhan lalu bergerak seperti robot robot dari bibit teknologi yang lupa akan punya akal budi.. Sesak, tak suka