Skip to main content

Wasangka, dan keyakinan

Mungkin dia sudah tahu.
Tapi dia pura-pura tidak tahu
Kemarin sudah berniat mau beri tahu
Hanya saja terhambat oleh hati yang masih ragu

Mau mundur sudah terlanjur.
Ibarat busur yang sudah meluncur
Yang tak bisa lagi ditarik mundur
Walaupun nantinya akan layu bagaikan daun yang gugur

Memang perjuangan yang bodoh.
Dengan modal keyakinan diri untuk berjodoh
Seperti kemustahilan menghentikan lumpur lapindo
Yang menggenangi kabupaten sidoarjo.

Walaupun begitu, aku selalu sadar
Bahwa itu suatu hal yang wajar
dan sangat begitu mendasar
Dipermukaan bumi yang entahlah bulat atau datar

Dari sinilah ku mengambil pelajaran
Dengan menyadari inilah arti kehidupan
bila mana kau mau berusaha bukan cara yang instan
Akan tetapi berusaha dan berdo'a kepada tuhan

Tapi ku selalu percaya
Suatu saat nanti hatinya akan tergoyah
dengan penuh rasa percaya
Layaknya seorang umat kepada agama dan keagungan tuhanya.

Ujhe_polles

Comments

TERPOPULER

Laplace’s Demon: sang Iblis yang Deterministik

Tersebutlah nama sesosok iblis. Iblis itu dikenal sebagai Laplace’s Demon , satu sosok intelegensia yang dipostulatkan oleh Pierre Simon de Laplace . Laplace—seorang ahli matematika Perancis abad ke-18 —menulis sebuah esai, Essai philosophique sur les probabilités pada tahun 1814 . Dalam esai itu, Laplace mempostulatkan adanya suatu sosok intelegensi yang memiliki pengetahuan tentang posisi, kecepatan, arah, dan kekuatan semua partikel di alam semesta pada satu waktu. Intelegensi ini sanggup memprediksi dengan satu formula saja seluruh masa depan maupun masa lampau . Laplace's Demon Linocut - History of Science, Imaginary Friend of Science Collection, Pierre-Simon Laplace, Mathematics Physics Daemon Space ( https://www.etsy.com/listing/74889917/laplaces-demon-linocut-history-of) Laplace berpendapat, kondisi alam semesta saat ini merupakan efek dari kondisi sebelumnya, sekaligus merupakan penyebab kondisi berikutnya. Dengan begitu, jika kondisi alam semesta pada saat penci...

‘Menggunjingkan’ Tuhan Lewat Hagia

Dan seketika saja, keriuhan tanpa komando sekelompok muda penuh bara melantun bersama vokal Iga… “Sempurna yang kau puja … Dan ayat-ayat yang kau baca … Tak kurasa berbeda … Kita bebas untuk percaya” . Sepenggal lirik Barasuara yang berjudul Hagia berhasil membawa kebersamaan, bagai kelompok Penta Costa pada sekolah minggu, sekelompok muda penuh bara larut di dalamnya. Bagi mereka, musik adalah perubahan dan tanpa musik perubahan akan terasa hambar. Begitu juga dengan sang Sufi, Nietzsche yang mengatakan bahwa, “Without music, life would be a mistake.” Ya, tanpa musik hidup hanyalah kekeliruan, bahkan kering. Melalui musik kita bisa dibuat bersemangat dan berbahagia, bahkan melankolia akan masa lalu yang indah. Tidak hanya sebagai hiburan , musik juga bisa dijadikan media perlawanan terhadap ketidakadilan politik dan melalui lirik-liriknya, kita dapat melek oleh kondisi sosial-politik-budaya. Dan Barasuara, begitu seksi melakukannya melalui lirik lagu Hagia. Sumber : /ww...

Rentan.

Untukmu Tak Lagi meninggi Yang Baik adalah tak perlu terisi Biarkan saja aku meredam Tapi jangan pernah merekam Suara yang lebih tinggi layaknya emosi Dan perilaku bertindak sebagai tuan Rumah pun terasa seperti hunian peri Maka ajakan baik pun bagai hujatan Malam hari adalah kegelisahan dalam kegelapan Cahaya pun jadi penerang kegelapan atau teman Ingatan tak ingin lagi tersimpan lalu pergi dengan sopan Beranjak dari kursi meletakan buku dan kacamata setan Bulan dan bintang semakin nyata bahwa itu malam Tak ku percaya lagi ramalan cuaca karena malam begitu hitam Putih, kematian bukan hanya gelapan dan kain hitam Duka yang mendalam,  terlalu sedih untuk merasakan kelam Mata uang tersisihkan karena angka angka besar selalu memikat Lebih bernilai ekonomi ketimbang makna dan hakikat Indeks harga saham tradisional membuat pedagang terlihat jahat Paras yang memikat agar bisa hidup sebagai penjilat Tak banyak tahu siapa sebenarnya Tan malaka bagi Indonesia Bukun...